Saatnya Janeng Naik Kelas Melalui Diversifikasi Pangan

Redaktur Avatar
Posted on :

BANDA ACEH – Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc menyebutkan bahwa Janeng dengan segala kelebihannya sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif terutama dalam penguatan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan.

Ia mengungkapkan bahwa bagi sebagian masyarakat terutama di Aceh memang masih memandang tumbuhan liar ini sebagai makanan masa sulit dengan memori yang mengandung unsur traumatik untuk dikenang. Mengkonsumsi janeng seolah sedang paceklik atau ketiadaan sumber pangan yang memadai.

Karena memang jika ditelusuri dari sejarahnya, tumbuhan umbi beracun ini memiliki peran sebagai bahan pangan pengganti beras terutama di masa perang Aceh dalam melawan penjajah, baik negara imperialis Belanda maupun Jepang. Bahkan Kombatan GAM juga tidak luput menikmati santapan janeng di era konflik.

Saat pangan sudah berkecukupan, tidak berarti kita harus melupakan tumbuhan paling berjasa dalam memerdekakan bangsa ini. Potensi karbohidrat, kandungan metabolit primer dan sekunder yang terkandung didalamnya kaya akan gizi bahkan diyakini memiliki dampak yang positif bagi kesehatan manusia, sayang untuk disia-siakan.

Itulah mengapa kita mendorong proses peningkatan nilai ekonomi janeng (Dioscorea hispida dennst) melalui penerapan teknologi tepat guna dan diversifikasi produk olahan untuk memperkuat ketahanan pangan yang berkelanjutan di Desa Riting Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.

Kita berharap desa yang pernah dideklarasikan sebagai sebagai sentra produksi janeng oleh Mahasiswa KKN USK tahun 2024 lalu ini dapat bertransformasi menjadi desa industri pengolahan pangan berbasis janeng.

Hal ini disampaikan Yasar dalam presentasi hasil kegiatan Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) yang sedang dilakukan di desa tersebut pada Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Teknologi Hasil Pertanian (SNPP-THP) di Gedung MPR Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, 2 Oktober 2025.

Menurut Yasar, saat ini masyarakat binaannya telah berhasil memproduksi aneka produk olahan janeng seperti aneka keripik, cakar ayam, kue loyang, kue akar kelapa, klepon, bolu, dan timphan dari tepung janeng.

Produksi janeng dari janeng tho, yang merupakan bahan baku “keurabe” menjadi tepung telah mendorong kreativitas masyarakat dalam menciptakan aneka ragam menu olahan janeng. Mereka juga sedang menguji pembuatan brownies, mie, dan aneka kreativitas lainnya.

“Kita berharap janeng dapat menjadi sumber ekonomi baru yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan sudah saatnya janeng naik kelas. Bukan sekedar makanan masa sulit melainkan mendapat ruang yang lebih baik baik dari segi ekonomi maupun sosial masyarakat di masa kini. Insya Allah, saat ini masyarakat binaan kita juga sedang melakukan pengurusan berbagai bentuk perizinan produk. Dalam waktu yang tidak lama lagi, masyarakat luas akan dapat mengakses makanan berbahan janeng ini di pasar-pasar yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar”, pungkas Yasar. []

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *