Guru SMAN 1 Takengon Lolos Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa

Redaktur Avatar
Posted on :

TAKENGON – Vera Hastuti MPd, guru SMA Negeri 1 Takengon Kabupaten Aceh Tengah, berhasil lolos dalam Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh.

Berdasarkan surat resmi dari Balai Bahasa Provinsi Aceh Nomor 0361/15.1/BS/02.01/2025 tertanggal 27 Mei 2025, Vera Hastuti termasuk salah seorang dari 50 penulis yang diundang mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) penulisan dan penerjemahan cerita anak dwibahasa.

Bimtek ini berlangsung di Hotel Portola Grand Arabia Banda Aceh pada 29 September sampai 2 Oktober 2025.

“Kegiatan ini berjalan sangat lancar. Semua peserta antusias karena para pemateri yang hadir sangat kompeten di bidangnya,” ujar Vera dalam rilis dikirim ke media ini, Jum’at (3/10/2025).

Vera menyebutkan, pemateri dalam kegiatan ini antara lain, Dr Muhammad Iqbal, M.Hum dan Syamsul Bahri, S.Ag MA TESOL materi wawasan kebahasaan. Beby Haryanti Dewi SSi materinya “Cerita Anak yang Hidup.”

Selanjutnya, Firmansyah dengan materi “Ilustrasi Buku Cerita Anak,” dan Firman Parlindungan MPd PhD membawakan materi “Penerjemahan Cerita Anak.”

Kata Vera, penyampaian materi dilakukan secara serius namun santai, dengan pendekatan teknis sehingga memudahkan peserta memahami isi pelatihan.

Vera menuturkan, ia menulis cerita berjudul “Laskar Lut Tawar” menceritakan tentang anak-anak Gayo yang tinggal di seputaran Danau Laut Tawar di Takengon yang membersihkan sampah-sampah pelancong yang berwisata ke danau tersebut.

“Cerita ini mengangkat keprihatinan mereka dalam melihat sampah-sampah yang berserakan, lalu berinisiatif membuat grop Laskat Lut Tawar untuk membersihkan sampah-sampah itu,” ungkap Vera.

Ia mengaku, pencapaian ini melalui proses panjang. Menulis cerita anak dwibahasa bukan hal yang mudah, karena harus memahami dunia anak, sedangkan kesehariannya mengajar di sekolah jenjang menengah.

Diungkapkannya, ada banyak ketentuan yang harus dipenuhi, di antaranya memuat nilai budaya dan lokalitas Gayo, ditulis dalam bahasa daerah, lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Selain itu, Vera juga dikenal aktif di organisasi FAMe (Forum Aceh Menulis) yang menginspirasi para guru dan siswa di daerah dalam mengembangkan literasi.

Ketua panitia, Murhaban menyampaikan, program ini bertujuan melestarikan bahasa daerah agar tidak punah sekaligus menyediakan bacaan anak-anak dalam bahasa daerah.

Ia menambahkan, setiap penulis yang lolos mendapat apresiasi berupa bonus berupa uang sebesar Rp 5.500.000 dan penerbitan buku ber-ISBN secara gratis dengan kualitas yang tetap menjadi prioritas utama.

“Kegiatan Bimtek ini ditutup dengan sesi foto bersama seluruh penulis dari berbagai kabupaten/kota di Aceh yang hadir sebagai peserta,” imbuh Murhaban.

Terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Takengon, Konadi Lingga MPd mengungkapkan, sebagai guru di sekolah, ia mengaku bangga atas prestasi yang diraih Vera dalam penulisan buku cerita anak ini.

Kata Konadi, vera memang aktif menulis dalam kesehariannya, ia juga pernah menjuarai penulisan buku anak yang juga dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh beberapa waktu lalu.

“Jika guru berhasil, tentu harapannya peserta didik juga bisa ikut berprestasi. Itu sebuah kebanggaan besar dan bisa mengangkat nama baik daerah dataran tinggi tanah Gayo,” ucap Konadi.

Diharapkannya, semoga keberhasilan Vera ini dapat memotivasi guru dan para siswa, khususnya di SMA Negeri 1 Takengon untuk menulis dan meningkatkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).(*)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *